BAB
I
PENDAHULUAN
I.
Latar
Belakang
Permasalahan
dalam belajar adalah sesuatu yang memang terjadi disekitar kita, terutama dalam
lingkungan pendidikan. Namun demikian, ada banyak jenis masalah belajar, yang
tidak bisa di sama ratakan (`bodoh`, `malas`,atau jenis label lain yang tak
jarang dilekatkan pada anak – anak dengan masalah belajar ). Padahal tidak
semua anak yang mengalami masalah dalam belajarnya adalah anak yang malas,
bodoh dan lain – lain.
Anak yang mengalami masalah dalam
belajar sering dijumpai dalam satu kelas dalam kelas regular. Keberadaan mereka
seringkali membuat guru merasa kesulitan karena berbagai upaya penanganan tidak
membuahkan hasil yang memuaskan. Akibatnya tidak hanya guru yang merasa putus
asa siswa pun merasa tertekan dan semakin tidak tertarik dalam kegiatan
belajar.
II.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimanakah
kondisi psikologis anak kesulitan belajar ?
2.
Bagaimanakah
hubungan kondisi psikologis anak kesulitan belajar dengan rendahnya prestasi
belajar anak dalam kelas?
III.
Tujuan
1. Mengetahui kondisi psikologis anak kesulitan belajar.
2. Mengetahui
hubungan kondisi psikologis anak kesulitan belajar dengan rendahnya prestasi
belajar anak dalam kelas.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kondisi Psikologis Anak Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar yang dialami anak berdampak negatif pada kondisi
psikologis anak mencangkup konsep diri, penghargaan diri dan motivasi belajar.
a.
Konsep diri atau citra diri
Konsep
diri atau citra diri penentu keberhasilan belajar, sekalipun kadang – kadang
terabaikan. Kinch (Dechant & Smith, 1977:91) berkeyakinan bahwa konsep diri
individu mempengaruhi individu. Berkaitan dengan keberhasilan belajar seseorang
Brookover mengatakan bahwa ada kebermaknaan konsep diri pada prestasi belajar.
Sehingga jika konsep diri seorang anak rendah menyebabkan semangat untuk
belajar menjadi rendah dan kemungkinan untuk mengatasi kesulitan belajar
menjadi kecil. Kondisi seperti ini seperti ` lingkaran setan` yang menghadapkan
anak pada situasi yang buruk untuk masa depan mereka.
Harwell ( 2002: 37) mengemukakan konsep diri dan penghargaan diri anak
kesulitan belajar sama dengan anak – anak lain dalam hal non akademik tetapi
mereka merasa lebih rendah dengan teman – teman yang lain dalam hal akademik.
Lackaye dan Margalit (2006) juga menemukan anak dengan kesulitan belajar lebih
sering merasa sendiri dan mempunyai perasaan negatif/ situasi hati yang tidak
baik. Hal tersebut dapat berkembang lebih jauh ke arah depresi dan
kecenderungan bunuh diri.
b.
Penghargaan diri
Selain
konsep diri penghargaan diri juga sangat mempengaruhi perkembangan psikologis
anak kesulitan belajar. Terutama penghargaan diri yang mereka peroleh dari
pengalaman mereka ketika belajar. Pengalaman yang menyenangkan akan memberikan
corak dan sangat menentukan perkembangan kepribadian dan fungsi – fungsi
psikologis yang lain menjadi baik. Sebaliknya jika pengalaman belajar itu buruk
maka membuat anak menjadi trauma dan mengancam kehidupan psikologis anak – anak
pada masa – masa berikutnya. Menurut Dechant (1982:30), pengalaman kehidupan
khusus seseorang merupakan penentu umum hakikat interpretasi yang akan
diberikan pada suatu peristiwa atau kata. Individu adalah gudang pengalaman masa
lampau yang menjadi basis penginterpretasian pengalaman atau rangsangan –
rangsangan baru.
c.
Motivasi belajar
Motivasi
belajar anak kesulitan belajar rendah. Hal ini karena sulitnya mereka untuk
mengerti atau memahami apa yang di
sampaikan guru akibat dari kesulitan belajar yang mereka alami. Selain itu
motivasi yang rendah juga bisa disebabkan oleh kurangnya penghargaan terhadap
hasil belajar mereka.
Sedangkan
motivasi akan tumbuh manakala siswa merasa dihargai. Memberikan pujian yang
wajar merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memberikan
penghargaan. Pujian tidak selamanya harus dengan kata-kata. Pujian sebagain
penghargaan dapat dilakukan dengan isyarat, misalnya senyuman dan anggukan yang
wajar, atau mungkin dengan tatapan mata yang meyakinkan.
B.
Keterkaitan
antara kondisi psikologis anak kesulitan belajar dengan rendahnya prestasi
belajar anak dalam kelas
Prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai individu
setelah mengalami proses belajar dalam jangka waktu tertentu. Prestasi belajar
juga dapat diartikan juga sebagai kemampuan maksimal yang dicapai seseorang
dalam suatu usaha yang menghasilkan pengetahuan atau nilai – nilai kecakapan.
Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil merupakan suatu puncak dari proses belajar. Pada tahap ini
siswa membuktikan keberhasilan belajar. Siswa menunjukan bahwa ia telah mampu
memecahkan tugas – tugas belajar atau mentransfer hasil belajar. Dari
pengalaman sehari – hari di sekolah ada diketahui bahwa ada sebagian siswa yang
tidak mampu berprestasi dengan baik. Bukan karena malas ataupun bodoh tapi
karena hal lain yang menyebabkan anak kesulitan dalam belajar.
Kesulitan belajar ini akan mempengaruhi kondisi psikologis anak.
Terutama dalam hal motivasi dan rasa percaya diri anak. Anak kesulitan belajar
akan cenderung menarik diri karena merasa drinya tidak diterima dan malu karena
prestasi yang di peroleh dalam belajar selalu rendah. kondisi seperti ini akan
membuat motivasi anak dalam belajar semakin menurun. Bahkan akan membuat anak menjadi
cemas dan putus asa secara berlebihan.
Ketidaktahuan guru atau orang tua juga ikut mempengaruhi kondisi
psikologis anak kesulitan belajar. Orang tua yang terlalu menekan agar anak selalu berprestasi
disekolah justru akan membuat anak menjadi antipati terhadap pelajaran di
sekolah. Biasanya anak bukannya menjadi semangat untuk belajar tetapi malah
menjadi malas. Terlebih lagi bagi orang tua yang tidak bisa menghargai prestasi
yang telah diperoleh anak di sekolah. Selain itu membanding-bandingkan prestasi
anak terhadap temannya akan berdampak positif juga negatif karena, itu
dapat memotivasi anak lebih maju atau bahkan menurunkan motivasi anak tersebut. Selain
orang tua guru juga harus mampu menjadi inofator dan inspirator bagi anak
didik di dalam belajar. Karena kebanyakan guru yang
mengetahui siswanya mengalami kesulitan dalam belajar kebanyakan akan
mengabaikan karena merasa tidak akan berhasil walau sudah memberikan pelajaran
tambahan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
-
Kesulitan belajar yang dialami anak berdampak negatif pada kondisi
psikologis anak mencangkup:
1.
Konsep diri atau citra diri
2.
Penghargaan diri
3.
Motivasi belajar
-
Prestasi belajar dapat diartikan
sebagai hasil yang dicapai individu setelah mengalami proses belajar dalam
jangka waktu tertentu. Prestasi belajar yang rendah sangat dipengaruhi oleh
kondisi psikologis anak kesulitan belajar, terutama dalam hal motivasi belajar
anak yang rendah karena rasa tertekan, kurangnya penghargaan diri dan kurangnya
konsep diri atau citra diri
B. Saran
- Diharapkan kepada sekolah atau guru yang mengajar untuk tetap memperlakukan mereka dengan perlakuan yang sama, dengan siswa lainnya, sehingga anak tidak merasa mengalami perbedaan terhadap dan sehingga anak merasa tertekan ketika dalam kegiatan belajar.
- Dalam memberikan tugas, anak tidak harus dituntut untuk dapat menyelesaikan sesuai harapan, mengingat kemampuan anak berbeda namun tetap diberikan dengan porsi yang sama.
- Dapat mengerti bahwa pada satu sisi sang anak memiliki kelebihan dan pada sisi yang lain mengalami kekurangan. Dengan demikian perlakuan terhadap anak tidak membedakan (bila mempunyai saudara yang lebih besar) dan mengerti bahwa hal tersebut disebabkan karena proses perkembangan psikologis yang belum matang.
- Anak dengan kekurangan tersebut tidak dituntut untuk dapat melakukan seperti teman teman lainnya, karena pada usia dini perkembangan kognitif dan psikomotorik masih dapat berkembang pada masa selanjutnya.
-
"Kesulitan belajar
bukanlah suatu penyakit, melainkan tanda dari
perkembangan otak yang masih kurang optimal,"
DAFTAR PUSTAKA
-
Shodig, Moh. Pendidikan Bagi Anak
Disleksia:Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Tenaga Akademik.
-
Pujaningsih,M.Pd,dkk.2013.Berkenalan
dengan Kesulitan Belajar Spesifik.Jakarta:Helen Keller International
Indonesia.
-
Abdurrahman, Mulyono.2003. Pendidikan
Bagi Anak Kesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar