Rabu, 25 Desember 2013

HUBUNGAN KONDISI PSIKOLOGIS ANAK KESULITAN BELAJAR DENGAN RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR DIKELAS

BAB I
PENDAHULUAN
I.                   Latar Belakang
                              Permasalahan dalam belajar adalah sesuatu yang memang terjadi disekitar kita, terutama dalam lingkungan pendidikan. Namun demikian, ada banyak jenis masalah belajar, yang tidak bisa di sama ratakan (`bodoh`, `malas`,atau jenis label lain yang tak jarang dilekatkan pada anak – anak dengan masalah belajar ). Padahal tidak semua anak yang mengalami masalah dalam belajarnya adalah anak yang malas, bodoh dan lain – lain.
                                 Anak yang mengalami masalah dalam belajar sering dijumpai dalam satu kelas dalam kelas regular. Keberadaan mereka seringkali membuat guru merasa kesulitan karena berbagai upaya penanganan tidak membuahkan hasil yang memuaskan. Akibatnya tidak hanya guru yang merasa putus asa siswa pun merasa tertekan dan semakin tidak tertarik dalam kegiatan belajar.
II.                Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah kondisi psikologis anak kesulitan belajar ?
2.      Bagaimanakah hubungan kondisi psikologis anak kesulitan belajar dengan rendahnya prestasi belajar anak dalam kelas?

III.             Tujuan
1.      Mengetahui kondisi psikologis anak kesulitan belajar.
2.       Mengetahui hubungan kondisi psikologis anak kesulitan belajar dengan rendahnya prestasi belajar anak dalam kelas.






BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kondisi Psikologis Anak Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar yang dialami anak berdampak negatif pada kondisi psikologis anak mencangkup konsep diri, penghargaan diri dan motivasi belajar.
a.       Konsep diri atau citra diri
Konsep diri atau citra diri penentu keberhasilan belajar, sekalipun kadang – kadang terabaikan. Kinch (Dechant & Smith, 1977:91) berkeyakinan bahwa konsep diri individu mempengaruhi individu. Berkaitan dengan keberhasilan belajar seseorang Brookover mengatakan bahwa ada kebermaknaan konsep diri pada prestasi belajar. Sehingga jika konsep diri seorang anak rendah menyebabkan semangat untuk belajar menjadi rendah dan kemungkinan untuk mengatasi kesulitan belajar menjadi kecil. Kondisi seperti ini seperti ` lingkaran setan` yang menghadapkan anak pada situasi yang buruk untuk masa depan mereka.
Harwell ( 2002: 37) mengemukakan konsep diri dan penghargaan diri anak kesulitan belajar sama dengan anak – anak lain dalam hal non akademik tetapi mereka merasa lebih rendah dengan teman – teman yang lain dalam hal akademik. Lackaye dan Margalit (2006) juga menemukan anak dengan kesulitan belajar lebih sering merasa sendiri dan mempunyai perasaan negatif/ situasi hati yang tidak baik. Hal tersebut dapat berkembang lebih jauh ke arah depresi dan kecenderungan bunuh diri.
b.      Penghargaan diri
Selain konsep diri penghargaan diri juga sangat mempengaruhi perkembangan psikologis anak kesulitan belajar. Terutama penghargaan diri yang mereka peroleh dari pengalaman mereka ketika belajar. Pengalaman yang menyenangkan akan memberikan corak dan sangat menentukan perkembangan kepribadian dan fungsi – fungsi psikologis yang lain menjadi baik. Sebaliknya jika pengalaman belajar itu buruk maka membuat anak menjadi trauma dan mengancam kehidupan psikologis anak – anak pada masa – masa berikutnya. Menurut Dechant (1982:30), pengalaman kehidupan khusus seseorang merupakan penentu umum hakikat interpretasi yang akan diberikan pada suatu peristiwa atau kata. Individu adalah gudang pengalaman masa lampau yang menjadi basis penginterpretasian pengalaman atau rangsangan – rangsangan baru.
c.       Motivasi belajar
Motivasi belajar anak kesulitan belajar rendah. Hal ini karena sulitnya mereka untuk mengerti  atau memahami apa yang di sampaikan guru akibat dari kesulitan belajar yang mereka alami. Selain itu motivasi yang rendah juga bisa disebabkan oleh kurangnya penghargaan terhadap hasil belajar mereka.
Sedangkan motivasi akan tumbuh manakala siswa merasa dihargai. Memberikan pujian yang wajar merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memberikan penghargaan. Pujian tidak selamanya harus dengan kata-kata. Pujian sebagain penghargaan dapat dilakukan dengan isyarat, misalnya senyuman dan anggukan yang wajar, atau mungkin dengan tatapan mata yang meyakinkan.

B.     Keterkaitan antara kondisi psikologis anak kesulitan belajar dengan rendahnya prestasi belajar anak dalam kelas
Prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai individu setelah mengalami proses belajar dalam jangka waktu tertentu. Prestasi belajar juga dapat diartikan juga sebagai kemampuan maksimal yang dicapai seseorang dalam suatu usaha yang menghasilkan pengetahuan atau nilai – nilai kecakapan.
Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil merupakan suatu  puncak dari proses belajar. Pada tahap ini siswa membuktikan keberhasilan belajar. Siswa menunjukan bahwa ia telah mampu memecahkan tugas – tugas belajar atau mentransfer hasil belajar. Dari pengalaman sehari – hari di sekolah ada diketahui bahwa ada sebagian siswa yang tidak mampu berprestasi dengan baik. Bukan karena malas ataupun bodoh tapi karena hal lain yang menyebabkan anak kesulitan dalam belajar.
Kesulitan belajar ini akan mempengaruhi kondisi psikologis anak. Terutama dalam hal motivasi dan rasa percaya diri anak. Anak kesulitan belajar akan cenderung menarik diri karena merasa drinya tidak diterima dan malu karena prestasi yang di peroleh dalam belajar selalu rendah. kondisi seperti ini akan membuat motivasi anak dalam belajar semakin menurun. Bahkan akan membuat anak menjadi cemas dan putus asa secara berlebihan.
Ketidaktahuan guru atau orang tua juga ikut mempengaruhi kondisi psikologis anak kesulitan belajar. Orang tua yang terlalu menekan agar anak selalu berprestasi disekolah justru akan membuat anak menjadi antipati terhadap pelajaran di sekolah. Biasanya anak bukannya menjadi semangat untuk belajar tetapi malah menjadi malas. Terlebih lagi bagi orang tua yang tidak bisa menghargai prestasi yang telah diperoleh anak di sekolah. Selain itu membanding-bandingkan prestasi anak terhadap temannya akan berdampak positif juga negatif  karena, itu dapat memotivasi anak lebih maju atau bahkan menurunkan motivasi anak tersebut. Selain orang tua  guru juga harus mampu menjadi inofator dan inspirator bagi anak didik di dalam belajar. Karena kebanyakan guru yang mengetahui siswanya mengalami kesulitan dalam belajar kebanyakan akan mengabaikan karena merasa tidak akan berhasil walau sudah memberikan pelajaran tambahan.







BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
-          Kesulitan belajar yang dialami anak berdampak negatif pada kondisi psikologis anak mencangkup:
1.         Konsep diri atau citra diri
2.         Penghargaan diri
3.         Motivasi belajar
-          Prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai individu setelah mengalami proses belajar dalam jangka waktu tertentu. Prestasi belajar yang rendah sangat dipengaruhi oleh kondisi psikologis anak kesulitan belajar, terutama dalam hal motivasi belajar anak yang rendah karena rasa tertekan, kurangnya penghargaan diri dan kurangnya konsep diri atau citra diri
B.     Saran
*      Bagi Sekolah
- Diharapkan kepada sekolah atau guru yang mengajar untuk tetap memperlakukan mereka dengan perlakuan yang sama, dengan siswa lainnya, sehingga anak tidak merasa mengalami perbedaan terhadap dan sehingga anak merasa tertekan ketika dalam kegiatan belajar.
- Dalam memberikan tugas, anak tidak harus dituntut untuk dapat menyelesaikan sesuai
harapan, mengingat kemampuan anak berbeda namun tetap diberikan dengan porsi yang sama.
*      Bagi Orang Tua
- Dapat mengerti bahwa pada satu sisi sang anak memiliki kelebihan dan pada sisi yang lain mengalami kekurangan. Dengan demikian perlakuan terhadap anak tidak membedakan (bila mempunyai saudara yang lebih besar) dan mengerti bahwa hal tersebut disebabkan karena proses perkembangan psikologis yang belum matang.
- Anak dengan kekurangan tersebut tidak dituntut untuk dapat melakukan seperti teman teman lainnya, karena pada usia dini perkembangan kognitif dan psikomotorik masih dapat berkembang pada masa selanjutnya.
-    "Kesulitan belajar bukanlah suatu penyakit, melainkan tanda   dari perkembangan otak yang masih kurang optimal,"







DAFTAR PUSTAKA 


-          Shodig, Moh. Pendidikan Bagi Anak Disleksia:Departemen Pendidikan dan   Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Tenaga Akademik.
-          Pujaningsih,M.Pd,dkk.2013.Berkenalan dengan Kesulitan Belajar Spesifik.Jakarta:Helen Keller International Indonesia.
-          Abdurrahman, Mulyono.2003. Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar